Komisi IV DPRD Padang Panggil Pihak RSUD Dr.Rasidin ExposSumbar ,PADANG -- Usai menjalani operasi usus buntu sejak November 2016 lalu hingga...
Komisi IV DPRD Padang Panggil Pihak RSUD Dr.Rasidin |
Terkait hal tersebut Anastesi RSUD dr. Rasidin, dr. Dewi Siska mengatakan saat ini pasien telah dilakukan rawat bersama. Hal itu disampaikan ketika memenuhi panggilan Komisi IV DPRD Padang, Jum'at (6/1)
Dalam hearing itu dipimpin Wakil Ketua DPRD Padang Wahyu Iramana Putra, Ketua Komisi IV Surya Jufri Bitel, anggota komisi IV Zulhardi Z.Latif, Iswandi Muchtar, Maidestal Hari Mahesa dihadiri Direktur RSUD dr.Rasidin serta Dokter dari RSUD.
dr.Dewi Siska menyampaikan bahwasanya saat ini untuk diagnosa pasti terhadap pasien yang bernama Gustina Putri Ningsih tidak ada. Namun ia menduga kuat dugaan saat dilakukan operasi, pasien tidak sadarkan diri, maka mereka mencurigai kearah emboli, yaitu merupakan salah satu risiko operasi di mana udara masuk ke pembuluh darah atau ada juga istilah serangan jantung yaitu bekuan darah.
Lajut Siska, masuknya udara ke pembuluh darah merupakan salah satu risiko yang tidak terduga. Ia mengaku hal tersebut sangat jarang terjadi.“Dari saya sekolah sampai sekarang, baru kali ini mengalami kejadian seperti ini. Kejadian seperti itu secara frekuensi kecil. Makanya setiap operasi, pasti diberitahukan kepada keluarga kemungkinan risiko operasi dan pembedahan dari risiko kecil sampai yang terberat, kalau keluarga setuju baru dilakukan operasi dan itu ditandatangani oleh pihak keluarga,” ujarnya.
Lebihlanjut disebutkan, dampak akibat dari udara masuk ke pembuluh darah ini, mengakibatkan ada bagian tertentu di otak pasien yang mengalami kekurangan oksigen saat itu yang berpengaruh terhadap kesadaran pasien.
“Untuk harapan pulih sangat kecil. Menurut keilmuan saya kalau status sudah vegetatif, kecil kemungkinan pasien akan kembali sadar. Makanya kami tidak ada beri harapan kepada keluarga, kami sudah menjelaskan akibat dan dampaknya,” katanya.
Juga disampaikan, setelah tidak sadarkan diri, pasien sempat dirujuk ke RSUP M Djamil, tetapi pihak M Djamil memulangkan kembali pasien. Karena dari pihak M Djamil status pasien seperti itu memiliki tubuh normal, nadi normal dan tekanan darah normal, cuma permasalahan di kesadaran. Pihak RSUP M.Djamil mengatakan bahwa pasien bisa dilakukan perawatan di rumah.
“Cuma dari perawatan pasien aluran pernafasan itu harus dibersihkan, keluarga pasien berasal dari keluarga tidak mampu, dan tidak mungkin dirawat di rumah. Karena itu untuk sementara dibawa kembali ke RSUD dr Rasidin untuk dilakukan perawatan bersama,” ungkapnya.
"Sementara itu, dr Rahmat Taufik yang melakukan operasi terhadap pasien mengatakan, setiap bekerja tentu ada risiko. Ia menyebutkan sebelum melakukan operasi telah melakukan pemeriksaan selengkapnya terhadap pasien, " pungkasnya
Direktur RSUD Rasidin, Herlin Sridiani, mengatakan, pihak RSUD akan mengupayakan semaksimal mungkin untuk kesehatan pasien. Sekarang sudah rawat bersama ada dokter saraf, dokter jantung, paru, spesialis anatesi.
Herlin menjelaskan, "pasien menggunakan kartu BPJS dan tidak dipungut biaya apapun, meskipun ada pemeriksaan di luar itu sudah ada anggaran dari rumah sakit, "tuturnya.
Sementara anggota Komisi IV DPRD Padang, Zulhardi Z Latif dalam pertemuan itu berharap pihak RSUD Rasidin dan dokter memberikan upaya maksimal untuk kesembuhan pasien tersebut.
“Zulhardi Z.Latif menegaskan, ada banyak dokter, dokter itu harus ada upayanya. Apa upaya yang mereka lakukan agar pasien sembuh. Upaya untuk penyembuhan apa, kalau cuma dibantu dengan oksigen, infus, kan tidak cukup. Harapan saya kalangan medis mencari penyebab atau diskusi apa upaya yang akan mereka lakukan. Ini kan penyebabnya sudah tahu diagnosa adanya emboli, sehingga pasien tidak sadar. Kalau tidak ada dokter di Sumbar yang mampu mengatasi, kenapa tidak rujuk ke rumah sakit yang besar di Jakarta, jangan dibiarkan begitu saja,” tegas Kader Golkar itu.
Mengenai adanya kelalaian, Zulhardi Z.Latif menyebutkan tidak melihat kelalaian dari dokter, karena pihak dokter telah melakukan pengecekan.
Sebelumnya, Kustina Putri Ningsih sering sakit perut hingga pingsan di sekolah. Saat diperiksa dokter, ia didiagnosis menderita usus buntu. Setelah rawat jalan di Puskesmas, dia dirujuk ke RSUD Rasidin Padang untuk dioperasi. Setelah operasi, dia tak sadarkan diri sejak November 2016 hingga saat ini. (BI/*)
COMMENTS