ExposSumbar ,PADANG -- Tahun Baru Imlek atau yang disebut Sin cia oleh masyarakat Tionghoa yang berbahasa Hokkian dan Tiu chiu, di tahun 201...
ExposSumbar,PADANG -- Tahun Baru Imlek atau yang disebut Sin cia oleh masyarakat Tionghoa yang berbahasa Hokkian dan Tiu chiu, di tahun 2017 ini merupakan perayaan Tahun Baru Imlek (Sin Cia) ke-2568. Tahun baru Imlek kali jatuh pada hari Sabtu 28 Januari 2017.
Iswanto Kwara salah seorang tokoh masyarakat Tionghoa di Kota Padang yang juga anggota DPRD Kota Padang, mengatakan, "perayaan Imlek merupakan bentuk menyambut pergantian tahun baru bagi masyarakat Tionghoa. Tepat pada pukul 00.00 WIB umat yang merayakan Imlek akan lakukan sembahyang, baik dirumah secara pribadi, perkumpulan serta di Kelenteng, "ujarnya, Jum'at(27/1) malam, dari Kelenteng See Hin Kiong, Jalan Kelenteng No.312, Kelurahan Kampung Pondok, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Sumatra Barat.
Ada beberapa ritual keagamaan yang dilakukan pada setiap perayaan Tahun Baru imlek (Sin Cia). Ritual keagamaan tersebut terdiri dari beberapa macam dan sudah menjadi tradisi yang tidak terpisahkan umat Ru Jiao (agama Khonghucu) maupun masyarakat Tionghoa lainnya.
Hari pertama Tahun Baru Imlek atau Sin Cia yaitu Cia Gwee Ce It (dialek Hokkian) artinya tanggal 1 bulan 1 dalam penanggalan Imlek. Pada hari itu, kepala keluarga memimpin persembahyangan yang didahulukan melakukan sujud hormat ke hadapan Shang Di, kemudian dilakukan sembahyang penghormatan kepada leluhur dengan melakukan pai kui (memberi hormat sambil berlutut) sebanyak tiga kali.
Dupa/Hio dibakar sehingga harum dupa menyebar ke segenap penjuru rumah sebagai ungkapan harapan agar hidup seisi rumah membawa keharuman bagi nama leluhur. Selain itu, harum dupa itu juga mereka yakini dapat membuat suasana terasa tenteram di hati.
Juga disampaikan, tradisi setiap Imlek, semua keluarga saling memberi ucapan selamat. Yang muda memberi hormat kepada yang tua. Yang paling tua dalam keluarga mendapat penghormatan telebih dahulu. Anak dan cucu memberikan hormat sambil berlutut kepada ayah ibu dan kakek nenek.
Sedangkan yang muda mendoakan panjang umur sambil mohon doa restu kepada yang tua. Sedangkan yang tua mendoakan agar banyak hoki (keberuntungan,red) kepada yang muda sambil memberikan angpau sebagai perlambang jaminan kehidupan di tahun yang baru.
Kemudian dikatakan, tentang pembakaran Dupa/Hio besar di Klenteng See Hin Kiong sama seperti sembahyang biasanya. Tapi, kalau ada yang berniat, maka mereka akan memakai hio yang besar tersebut. “Hio besar juga bisa dipakai sebagai ucapan syukur dan terima kasih di perayaan Imlek atas apa yang telah didapat selama ini,” jelasnya.
Ditambahkan, bagi anak-anak, perayaan Imlek tentu menyenangkan sekali. Karena, setelah memberi ucapan selamat Sin Cia mereka memperoleh angpau. “Setelah itu, kita akan mendatangi para tetangga serta kerabat terdekat untuk saling memberikan ucapan selamat. "Semoga Tahun Baru Imlek 2568 di tahun Ayam Api ini dapat membawa ke titik keberuntungan serta bisa lebih makmur, dijauhkan dari segala konflik, selalu dalam keadaan damai, " tutup Iswanto Kwara.(BI)
COMMENTS