Ekspos Sumbar (Padang) - Satu unit rumah permanen milik Nurleli, warga RT.002/RW. 13 Pasia Nan Tigo Kecamatan Koto Tangah Kota Padang...
Ekspos Sumbar (Padang) - Satu unit rumah permanen milik Nurleli, warga RT.002/RW. 13 Pasia Nan Tigo Kecamatan Koto Tangah Kota Padang, Sumatera Barat dilalap si jago merah. Kebakaran terjadi sekira pukul 16.10 WIB, Minggu, 15 April 2018.
Saksi mata dan penghuni rumah Desnidawati mengatakan, api berasal dari kilo meter yang terpasang. Api membesar, sehingga dalam hitungan menit, rumah habis terbakar. Tak satu pun harta benda yang bisa diselamatkan, hanya baju di badan yang masih tersisa.
Nurleli (53), pemilik rumah mengatakan, rumah tersebut dihuni oleh 2 Kepala Keluarga (KK), yaitu ia dan anaknya yang sudah berkeluarga.
"Saya dan suami bersama anak-anak, termasuk yang sudah berkeluarga, tinggal di rumah ini sebanyak 7 orang," ungkapnya kepada Desri Ayunda, calon Wakil Walikota Padang nomor urut 1 di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 27 Juni 2018 ketika meninjau lokasi kebakaran.
Nurleli mengatakan, suaminya, Busri (68) berkerja sebagai tukang bangunan dan suami anak saya seorang nelayan. Mereka hidup penuh kesederhanaan.
Sementara itu, Desri Ayunda mengungkapkan rasa prihatin atas musibah yang menimpa Nurleli dan keluarga. Ia mengatakan, saat mendapat informasi terjadinya kebakaran, dirinya sedang berada di Padang Timur dalam suatu kegiatan bersama Relawan Emzalmi-Desri.
"Korban kebakaran akibat konsleting listrik perlu kita carikan solusinya. Umumnya kebakaran banyak terjadi kerena konseliting listrik seperti ini. Namun, pihak PLN dan pemerintah tidak ada respons terkait masalah ini," ujarnya.
Korban gempa dan longsor, ujar Desri, dapat bantuan dan ada program rehap rekon. Kalau gempa masih ada yang tersisa, sementara kebakaran tidak mendapatkan bantuan disebabkan kebakaran bukan bencana alam, tetapi kelalaian manusia.
"Kalau kebakaran diakibatkan konseleting listrik, siapa yang disalahkan, karena baik masyarakat maupun PLN sama-sama lalai. Tidak adanya pengawasan dari PLN tetang intelasi konsumennya tentu menjadi keprihatinan kita. Disatu sisi, PLN untung, sementara ketika kebakaran akibat konseleting listrik terjadi, masyarakat yang rugi," ungkapnya.
Untuk itu, jelas Desri, kedepan perlu dicarikan solusi yang tepat bagi masyarakat. Misalnya, pemerintah daerah bekerjasama dengan PLN untuk mengansuransikan pelanggan PLN. Kalau terjadi kebakaran, rumah masyarakat dapat dibangun kembali oleh pihak ansuransi.
Nurleli dan keluarganya menyampaikan terimakasih atas kunjungan dan bentuk kepedulian Desri Ayunda tersebut. "Iyo takah iko pemimpin nan subana e tu," ujarnya dalam logat bahasa Minang yang kental. (TMC)