Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPRD Kota Padang dengan Perwakilan Terkait Pemko Padang Padang - Rapat Dengar Pendapat (RDP) a...
Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPRD Kota Padang dengan Perwakilan Terkait Pemko Padang |
Padang - Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara DPRD Kota Padang bersama Pemko Padang membahas kemah akhir tahun yang di intrusikan melalui surat edaran sekdako masih belum memutuskan ketetapan. Hanya untuk siswa-siswa Sekolah Dasar yang ditiadakan dalam kegiatan tersebut.
Ketua DPRD Kota Padang, Syahrial Kani mengatakan, tadi sama kita dengar, pada kemah akhir tahun ini, khusus untuk anak SD kelas 4, 5 dan 6 sudah kita sepakati untuk ditiadakan. Untuk anak SMP dan SMA sederajat masih ada pembahasan alot. Dan belum ada kata putusan jadi atau tidaknya, dilakukan disekolah atau akan tetap dilaksakan di masjid/mushala.
"Kita cari waktu yang pas untuk mencari kata sepakat, kami dalam RDP meminta kepada pihak eksekutif untuk mengkaji secara teknis. Nanti sampaikan ke DPRD dan kami akan coba melakukan pendalaman terhadap kajian yang disampaikan oleh pihak eksekutif," ujarnya seusai rapat, Senin 16 Desember 2019.
Ketua Komisi IV Azwar Siri menambahkan, yang sudah disepakati bersama antara DPRD khusus Komisi IV dengan pemko adalah kemah bakti pramuka yang dilakukan didalam lemdika padang besi dapat dijalankan sesuai program yang sudah disusun itu.
Khusus kemah bakti siswa SD kelas 4, 5, dan 6 yang semula akan diadakan disekolah, itu disepakati untuk ditiadakan, kemudian untuk SMA/SMK tetap melakukan kemah bakti itu disekolah.
"Untuk SMP, DPRD khusus Komisi IV memberikan kesempatan kepada Pemko untuk melakukan kajian dalam waktu relatif pendek ini dan nanti disampaikan ke DPRD. Harapan kami dari komisi IV adalah, kegiatan siswa-siswa ini dikembalikan lagi kemasjid ataupun mushala, agar rumah ibadah itu semakin dekat dihati anak anak kita, " sebut anggota fraksi Demokrat itu.
Sementara, Ketua Fraksi Gerindra Mastilizal Aye bersikukuh tidak setuju diadakan kemah ini, ia menilai pada malam tahun baru adanya keinginan orang tua siswa yang ingin dekat dengan anaknya.
Terkadang banyak diantara orang tua yang ingin dekat dengan anak-anak mereka. Kita inikan orang tua juga, tentu kita akan berfikiran sama. Saya lebih cenderung ini diadakan di masjid. Dengan demikian orangtuapun dapat melakukan pengawasan," ujarnya.
Aye juga mewanti wanti, apabila pemko masih bersikukuh dengan keputusanya. Andai terjadi hal hal yang tidak diinginkan terhadap anak-anak kita. Mereka semua harus tanggung akibatnya.
Kesempatan itu, Ketua Fraksi Golkar Perjuangan Zulhardi Z Latif mengatakan, mengenai kemah akhir tahun yang diadakan disekolah, itu ada beberapa yang kita sepakati. Kita setuju perkemahan yang diadakan ditingkat SMA/SMK, karena ini untuk mengantisipasi ke hura huraan anak remaja kita pada tahun baru itu.
"Yang untuk SD memang kita tidak sepakat, karena tidak seluruhnya SD dikota Padang ini sarana dan prasarananya memadai. Contoh, tempat Mandi Cuci Kakus (MCKnya) masih banyak yang belum memadai. Jangankan mandi, untuk kakusnya saja barangkali tidak memadai, ini makanya tidak kita sepakat SD melaksanakan kemah akhir tahun disekolah," ujarnya.
Untuk SMP, Zulhardi Z Larif setuju kemah akhir tahun dimasing masing sekolah ini diadakan. "Karena kemah disekolah juga dengan kegiatan tausiah, zikir dan muasabah, itu semua kan bagus untuk anak anak kita. Dan tidak harus di masjid/mushala, karena dalam hal ini bagus untuk kedekatan anak dengan guru," sebut Politisi Golkar ini.
Anggota Komisi IV DPRD Padang Andi Wijaya menyebut, kegiatan kemah dilakukan masing-masing sekolah dikota Padang justru menghindari siswa-siswa agar tidak keluyuran pada malam tahun baru.
"Memang akan ada pro dan kontra, namun hal itu bertujuan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan pada saat tahun baru. Cuma tentu kita minta kepada guru guru untuk lebih ekstra melakukan pengawasan pada murid-muridnya," pungkasnya. (Arman)