Irwan Basir Datuk Rajo Alam Padang - Batagak pangulu merupakan upacara adat Minangkabau dalam rangka meresmikan seseorang menjadi pe...
Irwan Basir Datuk Rajo Alam |
Padang - Batagak pangulu merupakan upacara adat Minangkabau dalam rangka meresmikan seseorang menjadi penghulu. Dalam hal ini pengangkatan atau peresmian penghulu tidak dapat dilakukan oleh keluarga yang bersangkutan saja.
Peresmian haruslah berpedoman kepada petitih adat “maangkek rajo, sakato alam, maangkek penghulu sakato kaum".
Tata tertib meresmikan penghulu dimulai dari rapat atau mufakat kaum, kemudian dibawa kehalaman yang artinya dibawa masalahnya ke dalam kampung lalu diangkat ke tingkat suku dan akhirnya di bawa dalam Kerapatan Adat Nagari (KAN) yang berhak memasangkan deta panghulu (tutup kepala kebesaran penghulu) yang baru diangkat ialah pucuk adat.
Pengangkatan penghulu dapat juga dilakukan dengan pedoman iduik bakarilaan, mati batungkek mati artinya, jika seseorang penghulu sudah tidak mampu lagi menjalankan tugasnya, mungkin karena kesibukan lain/mungkin karena kesehatan tidak mengizinkan/mungkin karena bekerja di rantau dan sebagainya.
Maka dia boleh menyerahkan jabatan itu kepada calon penggantinya. Biasanya calon pengganti itu ialah kemenakannya (putra saudara perempuannya) yang sudah dewasa.
Secara umum Batagak pangulu bukan agenda rutin yang memiliki waktu tertentu melainkan bersifat kondisional dan fleksibel sesuai kebutuhan atau situasi masyarakat yang dinamis, sehingga upacara Batagak pangulu hanya akan dilaksanakan apabila seorang penghulu adat sudah layak di ganti.
Malewakan/Manyalaidama penghulu suku Tanjuang Nagari Pauh Limo, Kecamatan Pauh. Bertempat di Kerapatan Adat Nagari (KAN) Pauh Limo Kecamatan Pauh, Kota Padang, Minggu (05/01/2020) pagi. Prosesi tersebut dihadiri seluruh datuak se Nagari Pauh - Kuranji, KAN Lubuk Begalung, tokoh masyarakat dan undangan lainnya.
Para mamak pusako dari suku Tanjuang melihat, sosok Syamsul Bahri Tanjuang Datuk Rajo Mansoe yang memiliki kemampuan yang pantas untuk menjadi seorang pemimpin kaum.
"Pendidikan dan ilmu agama yang ia miliki, menunjukkan bakat kepemimpinan yang luar biasa dalam diri Syamsul Bahri Tanjuang Rajo Datuk Mansoe,” kata salah seorang mamak pusako Suku Tanjuang.
Ia menambahkan, untuk memegang gelar Datuk Rajo Mansoe sudah dilakukan seleksi beberapa terhadap anak kemenakan yang berhak menyandang gelar tersebut. Setelah melalui pertimbangan, Syamsul Bahri diamanahkan sebagai yang didahulukan selangkah dan ditinggikan seranting tersebut.
Syamsul Bahri yang diamanahkan memangku gelar adat tersebut mengungkapkan, ia sangat menyadari bahwa menjadi seorang pemimpin kaum adalah suatu tanggung jawab berat. Namun, sebagai anak kemenakan yang harus melanjutkan regenerasi kepemimpinan adat, tanggung jawab yang dibebankan tersebut harus diemban dengan segala konsekuensi.
Ia mengaku dan sadar bahwa mengemban amanah seumur hidup sebagai pucuk yang dituakan untuk memimpin kaumnya. “Ini bukan amanah empat atau lima tahun, namun seumur hidup. Sebagai yang dituakan nantinya, saya mempunyai banyak anak kemenakan yang harus saya perhatikan,” tuturnya.
Meski dengan banyak kegiatan dan kesibukan yang padat, Syamsul Bahri berkomitmen akan menjalankan amanah sebagai seorang penghulu kaum sebaik - baiknya. Untuk memudahkan urusan anak kemenakan di kampung.
Irwan Basir Datuk Rajo Alam, SH, MM mengucapkan selamat kepada Syamsul Bahri yang diamanahkan sebagai pemangku adat dengan gelar Datuk Rajo Mansoe Mudah - mudahan amanah ini dapat dijalankan dengan sendok mungkin, ujarnya.
Irwan Basir berharap pemangku adat bisa menjadi teladan dan menjadi pelindung bagus kaumnya. Di tengah tantangan globalisasi dan ancaman kekerasan akhlak umat, peran ninik mamak sangat diharapkan untuk membina, mengarahkan anak kemenakan menjadi lebih baik," tutupnya. (Rel)