eXpos Sumbar – Sudah hampir seminggu, operasional bus Trans Padang di empat koridor utama mengalami penghentian sementara.
Kejadian ini menuai keluhan dari warga yang biasa mengandalkan layanan Trans Padang tersebut untuk berbagai aktivitas sehari-hari.
Indri (46), seorang karyawan swasta, menyampaikan kekecewaannya terhadap keputusan tersebut. "Sangat disayangkan karena Trans Padang tidak beroperasi beberapa hari terakhir.
Padahal, bus ini sangat nyaman, tarifnya murah, dan aman," ungkap Indri Minggu (5/1).
Ia mengetahui penghentian ini melalui pemberitahuan di akun sosial media resmi Trans Padang, namun ia mengaku belum mendapatkan penjelasan mengenai alasan di balik penghentian operasional di koridor Pasar Raya-Kampus Unand hingga Limaumanis.
Dewi, warga lainnya, juga merasa bingung dengan kondisi ini. "Saya juga tidak tahu kenapa koridor jurusan Pasar Raya-Unand-Limaumanis tidak beroperasi.
Kalau ada masalah yang merugikan warga, seharusnya Pemko Padang segera mengambil kebijakan dan mencari solusi," keluh Dewi.
Hermawan (52), warga Jati, memiliki pengalaman serupa.
Ia merencanakan untuk membawa keluarga berlibur ke Pantai Caroline di Bungus, namun mengetahui bahwa Trans Padang jurusan Bungus sudah tidak beroperasi sejak beberapa hari terakhir.
"Kami kecewa karena tidak bisa berangkat ke Bungus menggunakan Trans Padang. Anak-anak sudah sangat menantikan liburan sekolah di pantai," ujarnya.
Hermawan berharap penghentian operasional ini tidak berlangsung lama, mengingat pentingnya Trans Padang sebagai moda transportasi bagi warga. "Trans Padang sangat dibutuhkan, semoga masalah ini cepat diselesaikan," tambahnya.
Di sisi lain, Ombudsman Perwakilan Sumatera Barat mengingatkan Pemerintah Kota Padang untuk segera mencari solusi atas penghentian sementara empat koridor Trans Padang.
Penjabat Sementara (Pjs) Ombudsman Sumbar, Meilisa Fitri Harahap, menegaskan pentingnya kelangsungan layanan publik seperti Trans Padang agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat.
"Penutupan sementara empat koridor ini akan sangat berdampak bagi banyak kalangan, terutama pelajar, mahasiswa, dan pekerja yang sangat bergantung pada transportasi umum," jelas Meilisa.
Ia menambahkan bahwa penghentian layanan ini harus segera diselesaikan, apalagi dengan dimulainya tahun ajaran baru yang membuat banyak pelajar membutuhkan transportasi yang terjangkau dan aman.
Meilisa juga menyarankan agar Dinas Perhubungan Kota Padang memanfaatkan kendaraan operasional lainnya untuk mengangkut pelajar dan masyarakat yang terdampak.
"Kami berharap ada upaya agar layanan publik tetap berjalan, sehingga aktivitas masyarakat tidak terganggu, terutama untuk pelajar," ujarnya.
Ombudsman Sumbar berencana untuk memanggil pihak terkait, termasuk Perusahaan Daerah Padang Sejahtera Mandiri dan operator Trans Padang, untuk mencari solusi terbaik dan memastikan layanan tetap berjalan.
"Trans Padang merupakan layanan publik yang sangat vital bagi mobilitas warga Kota Padang. Setiap kendala yang menghambat operasionalnya harus segera diatasi dengan solusi yang efektif," tegas Meilisa.
Dengan adanya perhatian dari masyarakat dan lembaga pengawas pelayanan publik seperti Ombudsman, diharapkan masalah ini bisa segera diselesaikan, sehingga Trans Padang dapat kembali beroperasi dengan normal dan mendukung kelancaran aktivitas warga Kota Padang.