eXpos Sumbar – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Barat, Hilman Hidayat, menyampaikan keprihatinannya yang mendalam terkait ancaman terhadap jurnalisme di Indonesia di tengah perkembangan teknologi digital.
Dalam acara Sarasehan Nasional Media Massa yang bertema Merawat Marwah Jurnalisme di Era Digital yang Semakin Suram, Hilman menyoroti berbagai tantangan besar yang dihadapi oleh media massa saat ini.
Menurut Hilman, peran utama jurnalisme sebagai penyebar informasi yang faktual dan objektif kini semakin terancam. "Jurnalisme seharusnya bertugas untuk menyampaikan informasi yang berdasarkan fakta dan data yang terverifikasi.
Namun, kini media sosial justru dipenuhi dengan hoaks dan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan," kata Hilman. Ia menambahkan bahwa dunia jurnalistik yang semestinya menjadi pilar kebenaran kini ikut terancam oleh adanya informasi yang tidak jelas sumbernya.
Hilman juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap serangan digital yang semakin masif. Menurutnya, hampir 12.000 berita telah diretas dan diserang oleh pihak-pihak yang tidak suka dengan berita objektif.
"Serangan-serangan ini datang dari berbagai pihak, mulai dari pejabat pemerintahan hingga kelompok dengan kepentingan tertentu yang berusaha mempengaruhi media massa," ujarnya.
Selain itu, Hilman menyoroti peran pemerintah yang seharusnya melindungi kebebasan pers, namun justru turut terlibat dalam masalah ini. "Serangan digital yang dulunya hanya dianggap sebagai perbuatan hacker nakal, kini malah dibiarkan bahkan diakomodir oleh kementerian terkait, seperti Kementerian Komunikasi Digital (KOMDIGI)," jelasnya.
Selain ancaman dari pihak luar, Hilman juga menyoroti masalah pencurian data jurnalistik yang dilakukan oleh pihak dalam negeri. "Yang lebih mengejutkan, praktik pencurian data jurnalistik ini bahkan terjadi di kampus-kampus yang seharusnya menjadi tempat yang menjunjung tinggi etika," tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Hilman mengajak semua pihak yang terlibat dalam dunia jurnalistik untuk segera merumuskan strategi perlindungan karya jurnalistik agar dunia pers Indonesia tetap dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
"Kami berharap Dewan Pers dan instansi terkait segera memberikan perlindungan yang memadai untuk karya jurnalistik. Ideologi pers di Indonesia sangat terancam," tegasnya.
Hilman berharap, melalui sarasehan ini, dunia jurnalisme dapat merumuskan solusi konkret untuk melindungi marwah jurnalisme di tengah era digital yang semakin penuh tantangan. "Kita perlu bersama-sama merumuskan langkah strategis untuk melindungi karya jurnalistik di masa depan," tutupnya.
(Rahmad Halilintar)